Kaas (Keju) - Willem Elsschot

Kaas (Keju)
Desain sampul: Martin Dima
Judul Buku: Kaas (Keju)
Penulis: Willem Elsschot
             (Alih bahasa: Jugiarie; Editor: Dini Pandia)
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 176 halaman
Tahun Terbit: 2010
Blurb:


Frans Laarmans pegawai biasa. Karena merasa kariernya sudah mandek, ia pun mencoba berbisnis keju. Ia tidak ingin kehilangan pekerjaan utamanya, sehingga saat memulai usaha ini, dengan stok pertama 10.000 keju Edam, ia cuti sakit dari kantor.


Namun berdagang ternyata tidak mudah. Kejunya tidak laku.

Ketika bos kejunya, Mijnheer Hornstra, mengabarkan akan datang menemui Frans, Frans pun mulai panik.


REVIEW:
Laarmans, seorang kerani perusahaan galangan kapal biasa. Suatu hari, ia mendengar kabar bahwa sang ibu meninggal  di suatu malam. Dari berbagai pertemuan pasca pemakaman sang ibu serta kenalan sang kakak yang seorang dokter, akhirnya Laarmans mulai mengenal sosok Van Schoonbeke yang merupakan seorang saudagar kaya yang sering mengadakan pertemuan rutin di rumahnya. Dari sang Van Schoonbeke inilah, Laarmans dikenalkan pada perusahaan keju Hornstra.

Singkat kata akhirnya atas rekomendasi dari Van Schoonbeke ini, Laarmans pun memberanikan diri menerima, dan menjadi salah satu wakil perusahaan keju itu dan harus menjual 20 ton keju Edam. Laarmans resmi menjadi pengusaha keju! Laarmans pun berharap bisa makin memajukan kehidupannya yang saat itu memang sederhana

Namun apakah Laarmans yang tidak memiliki pengalaman itu menjual 20 ton keju Edam itu dan menjadi sukses?

OPINI:
Dapat buku dengan cover simple tapi keren ini dengan harga bener-bener miring :D
Pertama-tama mesti dicari dulu keju edam...
Source here
Keju itulah yang mesti dijual oleh Laarmans, sebanyak 20 ton..

Sosok Laarmans disini sangat manusiawi. Bikin miris dan ikut sedih juga, kadang juga bikin kesal dengan sifatnya yang kurang perhitungan dan malah memperhatikan bentuk luar. Namun, melalui tokoh utama inilah pelajaran hidup didapat. Bahwa kita tidak bisa bahagia dengan cara instan, apalagi dengan cara yang tidak kita resapi.

Selebihnya terjemahannya sudah oke, enak dibaca. Bentuk novelnya yang mungil juga bikin gemas buat baca. Novel ini enak sekali dibaca saat kamu sedang santai, sambil menyelami kehidupan Laarmans yang mendayu-dayu tapi nancep.

Segitu aja, reviewnya simple aja, se-simple bukunya, namun sarat makna kehidupan ;)

OL

Review ini diikutsertakan untuk New Authors Reading Challenge 2014

Comments

Popular posts from this blog

100 Jam - Amalia Suryani dan Andryan Suhari

Luna - Julie Anne Peters

Loves in Insa-Dong - Indah Hanaco